Kenapa Dinamakan TAMYIZ ?

Kenapa dinamakan Tamyiz?
Itu adalah sebagai penghormatan kepada penemu metode ini yaitu alm. Kyai Anas Tamyiz.
Metode ini dikembangkan oleh keponakan beliau Ust Zaunal Fatin. Yang kemudian dikenal dengan nama Abah Zaun..akhirnya jadi Abaza.  Beliau adalah mantan staf ahli menteri kehutanan MS Kaban.
Ceritanya begini:
Suatu hari ada seorang bapak mengadu ke Abaza tentang anaknya yang ngga mau melanjutkan sekolahnya. Padahal orang tuanya pengen anaknya punya ijazah SMA.
Abaza bercanda, “ya sudah, mesantren saja di rumah saya, nanti saya kasih ijazah.”
Eh, ternyata orang tersebut menganggap ucapan Abaza itu serius. Besoknya langsung membawa anaknya dengan beberapa perbekalan untuk diserahkan ke Abaza.
Betapa kagetnya Abaza. “Nanti tinggal dimana? Saya kan ngga punya pesantren?”
“Katanya bisa nyantri di rumah Abah, dan dikasih ijazah.” Gubrak. Dengan polosnya si ortu menjawab.
Singkat cerita, Abaza menerima anak lelaki tersebut “nyantri” di rumahnya. Selama 3 hari anak itu diam di rumah, ngga diajari apapun, karena Abaza juga tidak tahu mau mengajari apa.
Akhirnya di hari ke 4, beliau mau tidak mau harus mengajari anak itu. Dan diajarilah apa yang pernah beliau pelajari waktu kecil di sebuah tajug (mushola) di kampung halamannya di Indramayu. Yang mengajar adalah pamannya. Kyai Anas Tamyiz.
Diajarilah ilmu yang seingatnya saja. Karena sudah bertahun-tahun lamanya gak terpakai karena sibuk jadi aktifis partai saat itu.
MasyaAllah.. genap 1 bulan belajar, anak SMA  yang tidak punya backgroun bahasa arab itu, ternyata sudah bisa menterjemah Al Quran..!
Abaza begitu takjub dengan kemampuan anak tersebut. Tapi rasa takjubnya berubah jadi kaget, saat melihat anaknya yang usia 7 tahun pun bisa…!
Anaknya ini memang selalu ikut kalo ayahnya lagi mengajari si anak SMA tadi.
Akhirnya, Abaza mulai berpikir bahwa yang hebat itu adalah metodenya. Untuk itulah dilakukan penelitian.
Dikumpulkan sekitar 11 anak tetangga yang mau belajar tamyiz. Lalu diajarkan tamyiz selama 2 minggu. Lalu di tes. Dan hasilnya… anak-anak itu bisa menterjemah Al Quran..!
Akhirnya diajarkan lagi tamyiz lanjutan selama 2 bulan. Setelah itu di tes untuk baca kitab kuning (arab gundul). Dan..alhamdulillah bisa..!
Bahkan ketika didatangkan seorang ahli bahasa Arab yaitu DR M.Akhsin Sakho (anggota tim terjemah Al Quran versi DEPAG) untuk melakukan test terhadap anak-anak ini, beliau terkagum-kagum.
Dan, dalam kondisi belum sempurna metodenya, akhirnya di awal 2010 di acara Islamic Book Fair, ditodong untuk langsung launching metode tamyiz di khalayak masyarakat.
Diberitakan di Republika, dan akhirnya sampai ke Pak Agus Suhara. Dan beliau mengundang pihak tamyiz untuk mengadakan pelatihan di Bandung untuk pertama kali dan mengutus saya untuk menjadi salah satu peserta.
Salah satu nara sumber yang hadir saat itu adalah anak SMA yang saya ceritakan di atas.
Begitulah.. sampai akhirnya tamyi menyebar ke beberapa sekolah di Bandung melalui guru bahasa sunda atau bahasa inggris.
Mengapa bukan guru PAI / guru agama? Karena sebagian besar guru agama menolak tamyiz, alasannya karena TIDAK PERCAYA. Mereka sudah bertahun-tahun belajar di pesantren masih tidak mudah untuk menterjemah Al Quran dan membaca kitab kuning, kok ini dalam waktu 24 jam (tamyiz 1) dan 100 jam (tamyiz 2) sudah bisa
Justru guru bahasa lebih mudah menerima dan mengajarkan ke murid-murid nya.

 kabar gembira untuk anda
 Kami juga membuka pelatihan terjemah quran  via whatshap secara cuma-cuma. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi no wa kami di 089660462113

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAA NASHOBA LIN NAKIROH

ILLA NASHOBA LIL MUSTATSNAM KOLOM 5